TUGAS BULAN 3
1.
Perencanaan
Penulisan Karangan Ilmiah
2.
Kerangka
Karangan
Nama : Ricko Aminnudin
NPM : 17113599
KELAS : 3KA17
Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi
Informasi
S1 – Sistem Informasi
Universitas Gunadarma
PTA 2015 – 2016
1.
Perencanaan
Penulisan Karangan Ilmiah
Penulisan
karangan ilmiah atau karya tulis ilmiah merupakan laporan tertulis dan
dipublikasikan yang memaparkan hasil penelitian baik dilakukan oleh individu
atau kelompok, satu jenis karya tulis yang berisi berbagai informasi yang
merupakan hasil pengamatan dan penelitian, seperti makalah, laporan penelitian,
skripsi, tesis, dan disertasi. Dalam membuat tulisan ilmiah, terdapat beberapa
langkah-langkah yang perlu diperhatikan. Diantaranya adalah sebagai berikut :
Ciri-ciri khusus karya ilmiah sebagai
berikut :
ü Logis,
yaitu segala keterangan yang disajikan dapat diterima akal sehat.
ü Sistematis,
yaitu segala yang dikemukakan disusun dalam urutan yang berkesinambungan.
ü Objektif,
yaitu disajikan apa adanya.
ü Tuntas,
yaitu semua masalah dikupas secara terperinci dan lengkap.
ü Kebenaranya
dapat diuji.
ü Berlaku
umum bagi semua populasi.
ü Memakai
bahasa yang baku sesuai kaidah bahasa.
Untuk
menghasilkan sebuah karya ilmiah yang bagus, seorang penulis harus terlebih
dahulu merencanakannya dengan matang, berikut ini beberapa langkah dalam
perencanaan penulisan ilmiah :
A.
Pemilihan Topik
Pemilihan
topik merupakan hal terpenting dalam penulisan ilmiah, karena pemilihan topik
menentukan batasan-batasan isi atau permasalahan yang akan dibahas selanjutnya.
Dalam memilih topik karya ilmiah, terdapat beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan :
v topik
sebaiknya dicari yang sesuai dengan bidang karena masalah itu yang paling
dikuasai.
v cermati
bagaimana isi dari tulisan-tulisan itu: gagasan,
v pengembangan
dan pengorganisasian gagasan dan bahasa.
v topik
sebaiknya dicari yang sesuai dengan bidang karena masalah itu yang paling
dikuasai.
v topik
yang dipilih hendaknya menarik untuk dikaji.
v topik
jangan terlalu luas dan terlalu sempit.
v topik yang dikaji hendaknya ada manfaatnya
untuk menambah ilmu pengetahuan atau berkaitan.
B.
Pembatasan Topik
Bagi penulis
harus bisa membatasi topik yang akan dibuatnya. karena harus betul-betul yakin
bahwa jenis topik yang dipilihnya cukup dan terbatas sebab ketika membuat jenis
topik yang akan dibuatnya apakah sudah ada atau belum sehingga topik yang
dibuatnya dapat terfokus.
C.
Pemilihan Judul
Dimana akan
menggambarkan tingkat kedalaman dan cakupan dari sebuag penelitian yang akan
dibahas. Bagi pembaca, judul akan dianggap memiliki bobot dari sebuah hasil
penelitian yang ditulis, tidak sembarang menggunakan nama judul penelitian
bahkan merupakan gambaran jenis mutu tulisan yang akan dikerjakannya.
D.
Menentukan Tujuan Penulisan
Istilah
menetapkan tujuan penulisan yaitu menyampaikan maksud dari gagasan penulisan
atau penelitian yang akan di buat, sehingga pembaca dapat mengetahui manfaat
yang diperoleh dari isi tersebut. sering kali penulis memberikan tujuan yang
sangat luas sedangkan dalam pembuatan ada batasan jadi topik yang dibahas akan
keluar dari apa yang sudah dibataskan.
E.
Menentukan Kerangka Karangan
Penulisan
akan lebih terarah dan sesuai dengan tujuan dibuatnya karangan ilmiah tersebut,
Kerangka akan membuat supaya tidak melenceng terlalu jauh lagi sehingga
kerangka merupakan suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu
tulisan. Disusun dengan cara sistematis, logis, jelas, terstruktur dan teratur.
fungsi dari kerangka karangan itu:
fungsi dari kerangka karangan itu:
·
untuk menjamin penulisan bersifat konseptual,
menyeluruh, dan terarah.
·
kerangka karangan membantu penulis untuk melihat
gagasan-gagasan tulisan dalam sekilas pandang.
·
memudahkan penulis menciptakan puncak klimaks
yang berbeda-beda.
·
menghindari penggarapan topik dua kali atau
lebih.
·
mempergunakan rincian-rincian dalam kerangka
karangkan, penulis lebih mudah untuk mengembangkan apa yang ingin dijabarkan.
F.
Langkah-Langkah Penulisan Ilmiah
Metode
penelitian dan pengembangan menulis karya ilmiah merupakan suatu cara dengan
pelaksanaan secara sistematis dan objektif yang mengikuti aturan dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
a) Melakukan
observasi dan menetapkan masalah dan tujuan.
“Langkah awal dalam penulisan ilmiah yaitu melakukan pengamatan atas objek yang diteliti dan menetapkan masalah dan tujuan yang akan diteliti.”
“Langkah awal dalam penulisan ilmiah yaitu melakukan pengamatan atas objek yang diteliti dan menetapkan masalah dan tujuan yang akan diteliti.”
b) Menyusun
hipotesis.
“Dugaan-dugaan yang menjadi penyebab dari objek penelitian.”
“Dugaan-dugaan yang menjadi penyebab dari objek penelitian.”
c) Menyusun
rancangan penelitian.
d) Melaksanakan
percobaab berdasarkan metode yang direncanakan.
“Kegiatan nyata dari proses penelitian dalam bentuk uji percobaan terkait penelitian yang dilakukan.”
“Kegiatan nyata dari proses penelitian dalam bentuk uji percobaan terkait penelitian yang dilakukan.”
e) Melaksanakan
pengamatan dan pengumpulan data.
f) Menganalisis
dan menginterprrestasikan data.
“Menjelaskan segala kondisi yang terjadi pada saat pengamatan atau penelitian.”
“Menjelaskan segala kondisi yang terjadi pada saat pengamatan atau penelitian.”
g) Merumuskan
kesimpulan.
“Menarik kesimpulan dari semua proses percobaan, pengamatan, penganalisaan dan penginterprestasian terhadap objek penelitian.”
“Menarik kesimpulan dari semua proses percobaan, pengamatan, penganalisaan dan penginterprestasian terhadap objek penelitian.”
h)
Melaporkan hasil penelitian.
“Merupakan proses yang telah menyusun sebuah karya tulis ilmiah yang akan memberikan manfaat bagi pembaca.”
“Merupakan proses yang telah menyusun sebuah karya tulis ilmiah yang akan memberikan manfaat bagi pembaca.”
2. Kerangka Karangan
A.
Pengertian Outline (Kerangka karangan)
Outline menurut bahasa adalah :
kerangka, regangan, gari besar, atau guratan. Jadi Outline merupakan rencana
penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap
dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas,
terstruktur, dan teratur.
B.
Pengertian
Karangan
Karangan merupakan karya tulis hasil
dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui
bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum
dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan
persuasi.
C.
Pengertian Kerangka Karangan
Kerangka karangan adalah rencana
teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan. Kerangka karangan yang belum
final di sebut outline sementara sedangkan kerangka karangan yang sudah tersusun
rapi dan lengkap disebut outline final.
Kerangka karangan merupakan suatu
rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan
yang akan ditulis atau dibahas,susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama
dan pikiran-pikiran penjelas yang akan menjadi pokok tulisan.
Kerangka karangan merupakan suatu
rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan
yang akan ditulis atau dibahas, susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama
dan pikiran-pikiran penjelas yang akan menjadi pokok tulisan, atau dapat juga
didefinisikan sebagai satu metode dalam pembuatan karangan yang mana topiknya
dipecah kedalam sub-sub topik dan mungkin dipecah lagi kedalam sub-sub topik
yang lebih terperinci.
D.
Fungsi dan Manfaat Kerangka Karangan (Outline)
a. Untuk
menjamin penulisan bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah.
b. Untuk
menyusun karangan secara teratur.
Kerangka karangan membantu penulis
untuk melihat gagasan-gagasan dalam sekilas pandang, sehingga dapat dipastikan
apakah susunan dan hubungan timbal-balik antara gagasan-gagasan itu sudah
tepat, apakah gagasan-gagasan itu sudah disajikan dengan baik, harmonis dalam
perimbangannya.
c. Memudahkan
penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda.
Setiap tulisan dikembangkan menuju
ke satu klimaks tertentu. Namun sebelum mencapai klimaks dari seluruh karangan
itu, terdapat sejumlah bagian yang berbeda-beda kepentingannya terhadap klimaks
utama tadi. Tiap bagian juga mempunyai klimaks tersendiri dalam bagiannya.
Supaya pembaca dapat terpikat secara terus menerus menuju kepada klimaks utama,
maka susunan bagian-bagian harus diatur pula sekian macam sehingga tercapai
klimaks yang berbeda-beda yang dapat memikat perhatian pembaca.
d. Menghindari
penggarapan topik dua kali atau lebih.
Ada kemungkinan suatu bagian perlu
dibicarakan dua kali atau lebih, sesuai kebutuhan tiap bagian dari karangan
itu. Namun penggarapan suatu topik sampai dua kali atau lebih tidak perlu, karena
hal itu hanya akan membawa efek yang tidak menguntungkan; misalnya, bila
penulis tidak sadar betul maka pendapatnya mengenai topik yang sama pada bagian
terdahulu berbeda dengan yang diutarakan pada bagian kemudian, atau bahkan
bertentangan satu sama lain. Hal yang demikian ini tidak dapat diterima. Di
pihak lain menggarap suatu topik lebih dari satu kali hanya membuang waktu,
tenaga, dan materi. Kalau memang tidak dapat dihindari maka penulis harus
menetapkan pada bagian mana topik tadi akan diuraikan, sedangkan di bagian lain
cukup dengan menunjuk kepada bagian tadi.
e. Memudahkan
penulis mencari materi pembantu.
Dengan mempergunakan rincian-rincian
dalam kerangka karangan penulis akan dengan mudah mencari data-data atau
fakta-fakta untuk memperjelas atau membuktikan pendapatnya. Atau data dan fakta
yang telah dikumpulkan itu akan dipergunakan di bagian mana dalam karangannya
itu.
Bila seorang pembaca kelak
menghadapi karangan yang telah siap, ia dapat menyusutkan kembali kepada
kerangka karangan yang hakekatnya sama dengan apa yang telah dibuat
penggarapnya. Dengan penyusutan ini pembaca akan melihat wujud, gagasan,
struktur, serta nilai umum dari karangan itu. Kerangka karangan merupakan
miniatur atau prototipe dari sebuah karangan. Dalam bentuk miniatur ini
karangan tersebut dapat diteliti, dianalisis, dan dipertimbangkan secara
menyelurih, bukan secara terlepas-lepas.
E.
Metode Penyusunan Kerangka Karangan (Outline)
Secara garis besar, pola kerangka karangan dibagi menjadi dua yaitu pola
alamiah dan pola logis, berikut akan di jelaskan secara singkat pola susunan
kerangka karangan.
1) Pola Alamiah
Merupakan suatu urutan unit–unit
kerangka karangan sesuai dengan keadaan yang nyata di alam. Disebut pola
alamiah karena memakai pendekatan berdasarkan faktor alamiah yang esensial.
Pola alamiah mengikuti keadaan alam yang berdimensi ruang dan waktu.
Pola alamiah dapat terbagi menjadi 3 yaitu :
a. Kronologis
(waktu)
Urutan yang di dasarkan pada
runtunan peristiwa atau tahap-tahap kejadian. Biasanya tulisan seperti ini
kurang menarik minat pembaca.
b. Spasial
(ruang)
Landasan yang paling penting, bila
topik yang di uraikan mempunyai pertalian yang sangat erat dengan ruang atau tempat
. Urutan ini biasanya di gunakan dalam tulisan–tulisan yang bersifat deskriptif
.
c. Topik yang
ada
Suatu pola peralihan yang dapat di
masukkan dalam pola alamiah adalah urutan berdasarkan topik yang ada . Suatu
peristiwa sudah di kenal dengan bagian–bagian tertentu . Untuk menggambarkan
hal tersebut secara lengkap, mau tidak mau bagian–bagian itu harus di jelaskan
berturut–turut dalam karangan itu, tanpa mempersoalkan bagian mana lebih
penting dari lainnya, tanpa memberi tanggapan atas bagian–bagiannya itu.
2) Pola Logis
Tanggapan yang sesuai dengan jalan
pikiran untuk menemukan landasan bagi setiap persoalan, mampu di tuang dalam
suatu susunan atau urutan logis . Urutan logis sama sekali tidak ada hubungan
dengan suatu ciri yang intern dalam materinya, tetapi erat dengan tanggapan
penulis.
Dinamakan pola logis karena memakai
pendekatan berdasarkan jalan pikir atau cara pikir manusia yang selalu
mengamati sesuatu berdasarkan logika. Pola logis dapat dibagi menjadi 6, yaitu
:
a.
Klimaks dan Antiklimaks
Urutan ini timbul sebagai tanggapan
penulis yang berpendirian bahwa posisi tertentu dari suatu rangkaian merupakan
posisi yang paling tinggi kedudukannya atau yang paling menonjol.
b. Kausal
Mencakup dua pola yaitu urutan dari
sebab ke akibat dan urutan akibat ke sebab . Pada pola pertama suatu masalah di
anggap sebagai sebab, yang kemudian di lanjutkan dengan perincian–perincian
yang menelusuri akibat–akibat yang mungkin terjadi. Urutan ini sangat efektif
dalam penulisan sejarah atau dalam membicarakan persoalan–persoalan yang di
hadapi umat manusia pada umumnya.
c. Pemecahan
Masalah
Di mulai dari suatu masalah
tertentu, kemudian bergerak menuju kesimpulan umum atau pemecahan atas masalah
tersebut . Sekurang-kurangnya uraian yang mempergunakan landasan pemecahan
masalah terdiri dari tiga bagian utama, yaitu deskripsi mengenai peristiwa atau
persoalan tadi, dan akhirnya alternatif–alternatif untuk jalan keluar dari
masalah yang di hadapi tersebut.
d. Umum khusus
Dimulai dari pembahasan topik secara
menyeluruh (umum), lalu di ikuti dengan pembahasan secara terperinci (khusus).
e. Familiaritas
Urutan familiaritas dimulai dengan
mengemukakan sesuatu yang sudah di kenal, kemudian berangsur–angsur pindah
kepada hal–hal yang kurang di kenal atau belum di kenal. Dalam keadaan–keadaan
tertentu cara ini misalnya di terapkan dengan mempergunakan analogi.
f. Akseptabilitas
Urutan akseptabilitas mirip dengan urutan
familiaritas. Bila urutan familiaritas mempersoalkan apakah suatu barang atau
hal sudah dikenal atau tidak oleh pembaca, maka urutan akseptabilitas
mempersoalkan apakah suatu gagasan di terima atau tidak oleh para pembaca,
apakah suatu pendapat di setujui atau tidak oleh para pembaca.
F.
Cara Membuat Kerangka Karangan (Outline)
Adapun cara membuat kerangka suatu
karangan adalah sebagai berikut:
1) Merumuskan
tema dan menetukan judul suatu karangan.
Sebelum membuat karangan, tentukanlah
dahulu tema karangan yang akan dibuat. Tema ini yang akan mempengaruhi seluruh
isi dari karangan yang akan dibuat. Pilihlah tema-tema yang sedang hangat atau
tema yang menjadi kesenangan Anda. Hal ini akan sangat membatu untuk
mengembangkan karangan. Setelah mendapatkan tema, tentukan juga judul karangan
yang akan dibuat. Usahakan membuat judul yang singkat dan menarik pembaca untuk
membaca karangan tersebut.
2) Mengumpulkan
bahan.
Setelah mendapatkan tema, yang harus
dilakukan adalah mengumpulkan bahan pendukung yang berupa topik-topik yang
berhubungan dengan tema untuk dikembangkan menjadi sebuah karangan. Topik-topik
tersebut antara lain, pengertian, tujuan, jenis, contoh, dan lain-lain.
Catatlah semua topik yang terlintas di dalam pikiran untuk memudahkan
penseleksian bahan atau topik.
3) Menseleksi
bahan.
Setelah mendapatkan topik,
seleksilah topik-topik tersebut yang sesuai dengan tema karangan dan penting.
Hindari membahas topik-topik yang tidak penting untuk di bahas.
4) Mengembangkan
kerangka karangan.
Jika sudah mendapatkan tema, judul
dan topik, buatlah karangan yang utuh dengan cara mengembangkan kerangka
karangan yang telah dibuat. Perluas topik-topik yang telah ditentukan pada
kerangka dan usahakan jangan membahas topik yang tidak ada di dalam kerangka
karangan.
Sumber :
https://sofyanm215.wordpress.com/2015/11/13/perencanaan-penulisan-karangan-ilmiah/
0 komentar:
Posting Komentar